Wednesday, 20 December 2017

JIHAD TUNDUK NAFSU


Nafsu merupakan organ kerohanian manusia yang punya pengaruh begitu banyak dan paling besar di antara anggota rohani lainnya. Nafsu memberi perintah kepada anggota jasmani untuk melakukan sesuatu tindakan yang ia inginkan.

Sesungguhnya setiap manusia yang diciptakan oleh Allah SWT mempunyai nafsu.  Itulah yang menjadi pemangking kepada manusia untuk melakukan sesuatu. Maka, positifkan nafsu itu untuk melakukan kebaikan. 

Nafsu yang terdapat pada manusia adalah ujian Allah SWT. Jika manusia mampu menguasai nafsunya bermakna dia telah berjalan mengatasi salah satu ujian Allah SWT yang cukup berat ini.

Sekiranya nafsu dididik ke arah kejahatan dan melalui sistem yang jahat, maka nafsu akan menjadi jahat dan liar.

Maka akan lahirlah orang yang pandai tetapi jahat, orang bodoh yang jahat, pemimpin yang jahat dan pendidik yang jahat. Ini amat bahaya kepada kehidupan manusia.

Sebab itu nafsu perlu dikenali tahap-tahapnya dan tingkatannya. Nafsu secara fitrahnya berwatak jahat, kalau dibiarkan ia tetap jahat, betapalah kalau dididik ke arah kejahatan oleh sistem pendidikan yang jahat dan yang mengajar pun adalah orang yang jahat maka masyarakat akan menuju kepada kehancuran.

Sebab itu Tuhan ingatkan kita tentang ini di dalam firmanNya: Maksudnya: “Mereka yang berjuang ke jalan Kami, nescaya Kami akan tunjukkan jalan jalan Kami. Sesungguhnya Tuhan berserta dengan orang-orang yang berbuat baik.” (Surah al- Ankabut ayat 69)

Sesiapa yang bermujahadah terhadap nafsu, ditingkatkannya daripada jahat kepada baik, maka Allah SWT akan memberi petunjuk kepada jalan yang baik. Itu janjiNya, sebab itu nafsu perlu dididik dan diasuh mengikut telunjuk iman.

Nafsu adalah musuh utama manusia dan musuh kedua manusia baru syaitan. Nafsu adalah musuh dalaman sedangkan syaitan hanya musuh luaran. Bila nafsu sudah ditundukkan dan ia taat kepada perintah Allah SWT maka barulah syaitan akan dapat dikalahkan.

Dalam sirah ketika Rasulullah SAW dan para sahabat balik dan peperangan Badar, Rasulullah bersabda maksudnya: “Kita baru balik dari peperangan yang kecil kepada peperangan yang maha besar.”

Para sahabat bertanya: "Apakah peperangan yang maha besar itu ya Rasulullah?” Jawab baginda: “Perang melawan nafsu.” (Hadis Riwayat Baihaqi). 

No comments:

Post a Comment